MAGELANG _ Dalam rangka persiapan dimulainya Semester Gasal Tahun Akademik 2020-2021, Fakultas Teknik mengadakan Workshop Penyusunan Rencana Pembelajaran Semester sebagai pedoman penyelenggaraan perkuliahan secara daring (online) selama masa pandemic Corona Virus Disease (Covid-19). Acara berlangsung selama dua hari pada Jumat-Sabtu (24-25/07/2020) di Ruang Paramount 1, Atria Hotel Magelang. Kegiatan ini dihadiri oleh Rektor Universitas Tidar, Wakil Rektor Bidang Akademik Universitas Tidar,  Dekan Fakultas Teknik, Koordinator Penjaminan Mutu Pendidikan LPPM-PMP, Pejabat Struktural di Lingkungan Fakultas Teknik, Dosen dan Staf Tenaga Kependidikan Fakultas Teknik.

Kegiatan ini bertujuan untuk memastikan kesiapan dosen dalam merencanakan pembelajaran secara daring (online) pada semester gasal mendatang. RPS sangat penting sebagai pedoman dosen maupun mahasiswa dalam melaksanakan kegiatan perkuliahan satu semester yang sepenuhnya dilakukan dari rumah atau secara daring (online)  untuk meraih capaian pembelajaran yang telah ditetapkan.

Dalam sambutannya Prof. Dr. Ir. Mukh Arifin, M.Sc. selaku Rektor Universitas Tidar mengungkapkan “ Kegiatan Perkuliahan semester gasal sepenuhnya akan dilaksanakan secara daring (online), mengingat perkembangan kondisi saat ini. Bagian terpenting dalam mereview atau menyusun RPS yaitu, pertama: terkait rumusan capaian pembelajaran, masing-masing mata kuliah sudah jelas apa yang menjadi tanggung jawab atas kurikulum tersebut, kedua: metode pembelajaran dengan menggunakan terminology pembelajaran yang benar, jangan sampai tertukar. Metode pembelajaran harus disesuaikan dengan rumusan capaian pembelajaran. Ketiga: pengalaman belajar yang diterima mahasiswa, keempat: kriteria penilaian dan indikator, misalnya setelah fieldtrip mahasiswa mampu membuat rancangan analog (kriteria), jika rancangan analog itu sesuai dengan kaidah yang benar maka mahasiswa tersebut bisa lulus (kriteria), sehingga mahasiswa dapat belajar secara mandiri. Dosen juga bisa mengukur capaian mengajar dari indikator tersebut atau  melalui kuis.  Dengan demikian maka setiap dosen pengampu mata kuliah bukan hanya harus memahami kurikulum yang berjalan di Program Studi atau Jurusan masing-masing tetapi juga harus berfikir kreatif untuk menyusun Rencana Pembelajaran Semester (RPS) agar lebih menarik dan inovatif agar mahasiswa yang mengikuti perkuliahan tidak bosan karena perkuliahan dilakukan secara full daring (online). Disamping itu karena perkuliahan dilaksanakan secara full daring (online) maka dosen memiliki waktu untuk melaksanakan penelitian dan pengabdian masyarakat”, jelas Rektor.

Dr. Ir. Sapto Nisworo, S.T. dalam sambutannya mengungkapkan “Dalam penyusunan RPS Ini harus mempertimbangkan beberapa hal yaitu: Penyusunan Rencana Pembelajaran (RPS) harus berdasarkan keahlian bidang masing-masing, setiap tatap muka perkuliahan harus dapat mencapai target capaian pembelajaran yang telah ada. Dalam menghadapi masa pandemic  Corona Virus Disease (Covid-19) ini setiap Program Studi atau Jurusan harus siap menghadapi konsekuensi perubahan RPS yang terkait pelaksanaan semester gasal yang dilakukan secara full daring. Dengan cara memanfaatkan sepenuhnya aplikasi yang telah ada dan disiapkan demi terlaksananya perkuliahan tersebut. Aplikasi ini berupa sistem ELITA yang sudah di tambahkan fitur tambahan H5P, dan aplikasi konferensi jarak jauh seperti aplikasi ZOOM, google net meeting, whats up, telegram dan sebagainya yang dapat dimanfaatkan untuk hubungan antara dosen dan mahasiswa”, tegasnya. Ibrahim Nawawi, S.T., M.T. Selaku Wakil Dekan 1 juga mengingatkan kepada para dosen agar Dalam menyusun RPS perlu diperhatikan taksonomi bloom, untuk komponen C1 s.d C7. Target pembelajaran jangan hanya memahami, tetapi lebih rinci yaitu mengingat, memahami, mengaplikasi, menganalisis, mengevaluasi dan mencipta (grade paling tinggi). Harapan juga memasukkan domain afektif ( dari satu pembelajaran makul ada 3 hal yang harus selalu diperhatikan yaitu knowledge, afektif dan psikomotorik. Semisal dalam diskusi kelompok, mahasiswa mampu menghargai pendapat orang lain, mampu melakukan kerjasama (pengalaman kerja)”, jelas Ibrahim.

Dalam kegiatan ini setiap dosen diwajibkan untuk mengunggah RPS pada laman simokul.untidar.ac.id.  Adapun Rencana Pembelajaran Semester (RPS) memuat Nama Mata Kuliah, Capaian Pembelajaran Lulusan, Capaian Pembelajaran Mata Kuliah, Deskripsi Mata Kuliah, Jumlah Pertemuan Perkuliahan, Kemampuan Akhir yang Diharapkan, Bahan Kajian, Metode Pembelajaran, Alokasi Waktu, Pengalaman Belajar Mahasiswa, Kriteria Penilaian dan Indikator, Bobot Nilai, Referensi dan Peta Capaian Pembelajaran. (Wrt.Fibra)

 

 

Magelang – Webinar yang digelar Fakultas Teknik Universitas Tidar sukses menarik minat peserta hingga 5000 lebih. Antusiasme peserta sangat luar biasa walaupun di masa pandemi Covid-19 ini. Hal tersebut tentu tidak terlepas dari kolaborasi pihak Fakultas Teknik Universitas Tidar dengan Fakultas Teknologi Industri Universitas Bung Hatta, Center of Research Excellence in Nano Technology, Chemical Engineering Department, dan King Fahd University of Petroleum & Minerals serta didukung oleh PT. Perusahaan Gas Negara (PGN) Tbk, PT. Supreme Energy, Forum Cendekiawan Minangkabau (FCWM), dan Persatuan Insinyur Indonesia (PII Learning Center).

 Webinar dengan tema “Renewable Energy: Potensi, Prospek, dan Arah Riset Nasional” dilakukan melalui aplikasi Zoom dan juga disiarkan secara langsung di beberapa channel Youtube sekaligus, yaitu di channel Universitas Tidar, FTI Universitas Bung Hatta, FCWM, dan di channel pribadi milik Ir. Arcandra Tahar, M.Sc., Ph.D. (komisaris utama PT. PGN Tbk) selaku Keynote Speaker pada Sabtu (4/7) lalu.

Narasumber lain yang mempresentasikan pemikiran-pemikirannya di forum ilmiah ini adalah Prof. Dr. Oki Muraza (dari King Fahd University of Petroleum & Minerals), Ir. Yulnofrin Nafilus (dari PT. Supreme Energy), dan Ir. Habibie Razak, M.M., ASEAN Eng., ACPE (dari PII Learning Center). Hal-hal yang telah dipaparkan oleh para narasumber selanjutnya dibahas oleh Dr. Ir. Sapto Nisworo, M.T., IPM (Dekan Fakultas Teknik Universitas Tidar) dan juga Dr. Ir. Hidayat, M.T., IPM (Dekan FTI Universitas Bung Hatta).

Acara yang dimulai pukul 14.30 WIB ini diawali dengan sambutan oleh Prof. Dr. Ir. Mukh Arifin, M.Sc. (Rektor Universitas Tidar) dan Prof. Dr. Tafdil Husni, S.E., MBA. (Rektor Universitas Bung Hatta). Kedua Rektor tersebut sangat mengapresiasi kepada para panitia yang diketuai oleh Arif Rahman Saleh, S.T., M.T. (Dosen Universitas Tidar) atas suksesnya kegiatan yang sangat luar biasa dan fantastis semacam ini. Selain karena mampu mendatangkan peserta dalam jumlah banyak, narasumber-narasumber yang hebat (pakar di bidangnya), tema yang diangkat juga sangat relevan di saat kondisi seperti sekarang ini. “Apalagi melihat pasca pandemi covid-19 nanti, tentunya energi terbarukan akan memainkan peran kunci dalam jangka panjang,” ujar Rektor Universitas Tidar yang diamini oleh Rektor Universitas Bung Hatta.

Ir. Arcandra Tahar, M.Sc., Ph.D. mengawali presentasi dengan mengajak kita semua untuk mengingat dan merenungkan kembali Pasal 33 UUD 1945 yang salah satu ayat di dalamnya berbunyi, “Bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.”

Beliau berpendapat, “Di dalam ayat tersebut, sedikitnya ada empat cita-cita ideal yang diinisiasi oleh pemikiran Bung Hatta yang dulu turut menyusun dan merumuskan ayat tersebut.” Namun, beliau juga menyadari bahwa pendapat hasil penafsisrannya tentang cita-cita ideal tersebut tidak bisa kita konfirmasi kepada Bung Hatta secara langsung karena beliau sudah meninggal.

Keempat cita-cita ideal hasil penafsiran Ir. Arcandra Tahar, M.Sc., Ph.D. yang pertama adalah Sumber Daya Alam (SDA) harus dikelola oleh putra-putri terbaik bangsa kita. Kedua, teknologi yang digunakan untuk mengambil SDA kita harus berasal dari teknologi yang kita ciptakan sendiri. Ketiga, Pendanaan eksplorasi SDA sebisa mungkin datang dari bangsa kita sendiri. Keempat, pemanfaatan SDA tersebut sebisa mungkin untuk kebutuhan dalam negeri. Jika berlebih, barulah kita ekspor ke negara lain. “Namun, sudahkah cita-cita ideal di atas sudah tercapai pada kondisi saat ini?” tanya beliau kepada para peserta Webinar.

Menurut Ir. Arcandra Tahar, M.Sc., Ph.D., antara cita-cita ideal hasil penafsirannya dengan kondisi saat ini ternyata masih mempunyai gap yang sangat besar. Beliau menegaskan, hal ini bukanlah untuk diperdebatkan, namun untuk bahan perenungan bersama. Misalnya, dengan memunculkan pertanyaan, Bagaimana agar kita semua bisa menutup atau setidaknya memperkecil gap yang ada? Bagaimana agar SDA bisa dikelola oleh putra-putri bangsa kita agar lebih efisien? Bagaimana dengan teknologi, pendanaan, dan pemanafaata SDA-nya?”

Beliau berpendapat bahwa untuk memperkecil gap tersebut semua harus mengambil perannya masing-masing. “Ini adalah peran kita semua, baik itu dari pemerintahan, akademisi, maupun dari sektor swasta yang harus mampu menutup gap agar bisa mengelola SDA sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat,” ujar Beliau.

Dalam pemaparannya yang semakin mengerucut, Ir. Arcandra Tahar, M.Sc., Ph.D. lebih banyak berbicara tentang Technology Development untuk mengelola SDA bangsa Indonesia. Beliau menunjukkan common practice yang ada dan selama ini terjadi di Indonesia bahwa ternyata banyak research yang dikerjakan para peneliti maupun akademisi yang baik dan bisa dikatakan berteknologi tinggi. Namun, research tersebut ternyata tidak laku di pasar, industri, atau bahasa mudahnya tidak bisa diterapkan di Indonesia. Mengapa hal tersebut terjadi? “Karena tidak sesuai dengan Demand (kebutuhan),” kata Beliau. Jadi research berhenti di paper atau publikasi ilmiah saja. Tentu hal ini sangat disayangkan. Oleh karena itu, saat di sesi tanya jawab, beliau mencontohkan kasus proyek di PT. PGN Tbk. “Adakah kegiatan yang berdasarkan Demand yang kita carikan teknologinya sehingga menghasilkan biaya yang lebih efisien?” Ternyata hal tersebut diterapkan di proyek pengembangan pipa Rokan. “Setelah dilakukan penelaahan yang mendalam, termasuk dalam pemilihan teknologi, ternyata biaya proyek tersebut dapat dipangkas yang semula 450 juta dolar AS menjadi 300 juta dolar AS. Artinya, ada penghematan sebesar 150 juta dolar AS atau setara 2,1 triliun rupiah,” ungkap Ir. Arcandra Tahar, M.Sc., Ph.D..

 

Selanjutnya, beliau memaparkan tentang kendala pengelolaan Renewable Energy di Indonesia dengan memberikan pemantik berupa pertanyaan, “Kenapa Pricing atau tarif penjualan Renewable Energy di negara lain bisa lebih murah sementara di Indonesia susah bersaing dengan penjualan energi yang berasal dari fosil?”

 Beliau mengungkapkan masalah Financing adalah kendala atau tantangan utama yang harus dihadapi. Tidak lupa, beliau juga membandingkan dengan kondisi negara-negara lain di Eropa. Tantangan lainnya yaitu masalah Permits (ijin) yang sangat susah dan lama (bahkan bisa tahunan), Land Acquisition (pembebasan lahan), permasalahan Smart Grid System, dan Tax and Fiscal Incentives (tentang perpajakan).

Di penghujung presentasinya, Ir. Arcandra Tahar, M.Sc., Ph.D. berpendapat, “Jika saja permits cepat, Land Acquisition bisa gratis, financing bisa berbunga rendah, maka di saat itulah kemajuan pengembangan Renewable Energy bisa dipercepat.” Artinya, “Tarif penjualan Renewable Energy kemungkinan besar akan bisa bersaing dengan energi yang berasal dari fosil,” pungkas beliau.

Di sesi selanjutnya, Prof. Dr. Oki Muraza (dari King Fahd University of Petroleum & Minerals) lebih banyak memaparkan tentang Bioenergy, Ir. Yulnofrin Nafilus (dari PT. Supreme Energy) sharing lebih banyak dari sisi bukti penerapan renewable energy yang sudah ada, dan Ir. Habibie Razak, M.M., ASEAN Eng., ACPE (dari PII Learning Center) memaparkan Engineer in Training Program yang bertujuan agar para insinyur freshgraduate bisa terlibat di pengembangan proyek-proyek renewable energy di Indonesia.

Webinar bisa dilihat di channel Youtube: https://www.youtube.com/watch?v=hvog178qP-I

Rilis Berita oleh:
Ikhwan Taufik, S.Pd., M.Eng. (Panitia bagian publikasi, Dosen Teknik Mesin FT Untidar)
HP/WA: 085926091990

Diedit oleh:

Fibra Budyasoko K. N., S.T.

Dalam rangka penyelenggaraan program pendidikan dalam masa penyebaran Corona Virus Disease (Covid-19) dan upaya mendorong agar mahasiswa dapat menyelesaikan masa studi tepat waktu, maka Fakultas Teknik mengeluarkan kebijakan membuka Semester Antara demi mewujudkan hal tersebut.  untuk lebih jelas silahkan perhatikan pengumuman berikut :

Kami berharap agar dapat di manfaatkan oleh para mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Tidar, semoga bermanfaat.

Dear Mahasiswa JTE FT Untidar..

Disampaikan kepada mahasiswa yang akan menempuh kegiatan Perkuliahan Semester Gasal Tahun Akademik 2020-2021, berikut ini ada formulir yang harus diisi.

  1. Mahasiswa semester 5 wajib mengisi formulir pemilihan minat konsentrasi
  2. Mahasiswa yang akan mengulang mata kuliah karena alasan tertentu

Jadwal pengisian formulir tanggal 3 – 5 Juli 2020. Jangan sampai dilewatkan yaa..
Terimakasih.

Dalam rangka mendukung program pemerintah untuk mencegah penyebaran virus Covid – 19, maka Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Tidar mengeluarkan kebijakan demi mempermudah pelayanan kepada mahasiswa dalam pengurusan berkas-berkas kerja praktik pengganti (FKPP), KKL Pengganti (FKKLP), dan Tugas Akhir / Skripsi dalam periode tanggap darurat Covid-19 (Corona) ini. Bila anda adalah mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Tidar dan sedang akan mengajukan permohonan Kerja Praktek, KKL, dan Tugas Akhir / Skripsi maka formulir pendaftaran dan lain-lain dapat di isi melalui kuisioner formulir di bawah ini.

Formulir Kerja Praktik Pengganti Teknik Elektro

Formulir Kerja Praktik

Formulir Kuliah Kerja Lapangan Pengganti Teknik Elektro

Formulir Kuliah Kerja Lapangan Pengganti

Panduan Format Usulan dan Laporan KPP dan KKLP

Format usulan dan Laporan KPP dan KKLP

Formulir Tugas Akhir / Skripsi

Formulir Tugas Akhir / Skripsi

Kuisioner Kepuasan Layanan Bimbingan Tugas Akhir

Kepuasan Layanan Bimbingan Tugas Akhir